Dinas Komunikasi Informasitka, Statistika, dan Persandian Provinsi Sulawesi Selatan
Jl. Urip Sumoharjo No.269, Makassar, Sulawesi Selatan
11 Feb 2020
Penataran manajemen penanggulangan bencana antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pertama kali dilakukan di Sulsel.
Kegiatan penataran manajemen bencana ini diikuti Gubernur Sulsel Prof H M Nurdin Abdullah, Kepala BNPB RI Letjen. Doni Monardo, Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Andi Sumangerukka, Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe, Sekda Pemprov Sulsel Abdul Hayat Gani, Anggota Komisi VIII DPR RI Samsu Niang, Kepala BIN Sulsel Brigjen TNI Wing Handoko, Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika, beserta seluruh Bupati dan Wali Kota se-Sulsel.
BNPB mencatat kerugian disebabkan bencana alam pada tahun 2019 lalu mencapai Rp 81,8 triliun. Sedangkan untuk tahun 2020 ini sejak Minggu pertama dan kedua bulan Januari sudah tercatat sebanyak 455 bencana alam yang melanda Indonesia, termasuk di Sulsel sendiri.
Kepala BNPB, Letjen Doni Monardo, menjelaskan bagaimana cara dan upaya untuk mengatasi bencana alam yang terus menerjang hampir semua wilayah di Indonesia, termasuk di Sulsel.
"Tanpa kolaborasi sangat sulit untuk kita hadapi bencana alam. Jadi dibutuhkan kolaborasi seperti ini baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten bahkan sampai level paling bawah seperti RT dan RW," jelas Doni Monardo, di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel, Senin, 10 Februari 2020.
Doni Monardo berharap Pemprov Sulsel dibawah kepemimpinan Prof Nurdin Abdullah ini membangun kerjasama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, untuk melakukan pengkajian lebih dalam mengenai penyebab dan bagaimana mengatasi bencana alam di Sulsel. "Kami mendorong Pemprov Sulsel, bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin Makassar untuk melakukan kajian bagaimana mitigasi untuk menghadapi bencana alam seperti gempa bumi dan lainnya," kata Doni Monardo.
Senada, Nurdin Abdullah menyampaikan, kegiatan penataran manajemen bencana ini merupakan hal yang pertama kali dilakukan di Pemprov Sulsel. "Alhamdulillah kita melakukan kegiatan penataran manajemen penanggulangan bencana, kalau nggak salah ini yang pertama di Sulawesi Selatan," kata gubernur inovatif ini.
Nurdin Abdullah memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini, karena merupakan upaya untuk menghadapi bencana alam yang kerap menerjang daerah-daerah di Sulsel. Dimana tahun 2019 lalu, 11 daerah dilanda banjir, longsor dan angin kencang bahkan merenggut nyawa puluhan korban. "Nah kalau kita mau melihat, lebih besar kerugian yang dialami ketimbang keuntungan dari hasil menanam jagung. Infrastruktur hancur, rumah rusak, barang-barang rusak," jelas Gubernur pertama yang bergelar profesor ini.
Pada kesempatan ini juga, Nurdin Abdullah, menyampaikan agar kedepan koordinasi antara Polres, Dandim dan pemerintah kabupaten kota untuk sama-sama menghadapi tantangan bencana alam. "Setiap kunjungan ke daerah, saya menyempatkan bertemu dengan masyarakat petani, saya mengajak Polres, Dandim dan semuanya untuk menjaga alam dan hutan kita," jelasnya.
Semeentara itu, Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDIP, Samsu Niang, mengaku sangat bersyukur bisa ikut terlibat untuk memperhatikan masyarakat Sulsel lewat pertemuan ini. "Saya bersyukur bisa melakukan penataran bencana dan ini baru pertama kali di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini berkat izin dari Bapak Gubernur Sulsel," kata Samsu Niang.
Samsu Niang mengaku, anggaran untuk mengatasi bencana alam di Indonesia sangat minim, dengan nominal sebesar Rp 4 triliun. "Tentu ini sangat minim, tapi saya berharap tidak bertambah karena itu akan bertambah juga bencananya," jelasnya.