Dinas Komunikasi Informasitka, Statistika, dan Persandian Provinsi Sulawesi Selatan
Jl. Urip Sumoharjo No.269, Makassar, Sulawesi Selatan
09 Mar 2018
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman melepas ekspor Sulsel sebanyak 6.700 ton Jagung ke Filipina yang dilakukan melalui Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Jumat (9/3/2018). Pelepasan atau pengepalan pertama ini merupakan bagian dari 60.000 ton yang akan dikirim dengan nilai Rp 210 miliar.
"Hari ini kita ekspor, membuktikan prinsip-prinsip bersama bahwa negara kita kaya, serta untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi rakyat" kata Syahrul.
Ekspor ini membuktikan bahwa Sulsel semakin maju, semakin mandiri karena tidak bergantung pada ekspor, serta modern karena bersama-sama memajukan pertanian.
"Pelepasan ekpsor ini adalah bagian menjadi kebanggaan kita, kalau kita serius dia akan berproduksi lebih dari dua juta ton," sebutnya.
Ia mengatakan sebagai perbandingan bibit jagung yang dibagikan hanya ratusan miliar, tetapi menghasilkan jagung dua juta ton lebih setara hingga empat miliar. Sedangkan benih beras hanya Rp 400 miliar tetapi bisa menghasilkan setara Rp 43 triliun.
Produksi jagung Sulsel Tahun 2017 berdasarkan data BPS sebesar 2.341.337 ton, mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar 13.38 persen, jika dibandingkan produksi jagung tahun 2016 sebesar 2.065.125 ton. Sejak tahun 2008 sampai tahun 2017, produksi jagung Sulsel mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 8,69 persen per tahun.
Atas keberhasilan tersebut Mentan Amran Sulaiman memuji Syahrul, sebagai pemimpin yang dapat menyelesaikan persoalan di Indonesia.
"Andai kata seluruh gubernur meletakkan 7,3 persen sebagai pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka kemiskinan di Indonesia sudah selesai," kata Amran.
Ia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia lima persen, jika diangkat ke angka enam persen, hasilnya akan luar biasa.
Amran menambahkan, pengiriman atau ekspor ini menjadi sejarah bagi Indonesia. Karena sebelumnya Indonesia menjadi negara pengimpor jagung, namun tahun ini menjadi pengekspor.
"Bapak-ibu sekalian tolong sampaikan ke publik, ekspor ini adalah sejarah baru bagi Indonesia. Dulu kita impor 3,6 juta ton. Tahun 2018 ini kita sudah ekspor," sebut Amran.
Selain Sulsel yang tahun ini mengekspor 60.000 ton, daerah lain seperti Sumbawa akan mengimpor 300.000 ton. Mentan menambahkan bahwa pemerintah Indonesia bekerja keras untuk swasembada pangan.
"Andai saja kita tidak kerja keras hari ini, bisa jadi kita sudah impor lima juta ton jagung dan nilainya kurang lebih Rp 13 triliun, hari ini sudah kita balikkan," jelasnya.
Selain Filipina, Indonesia juga sudah melakukan perjanjian kerjasama bersama negara lain untuk ekspor jagung. Malaysia misalnya membutuhkan tiga juta ton dari Indonesia atau setara Rp 10 triliun.
Selain itu, Mentan juga menyebutkan bahwa Indonesia akan mengembalikan kejayaan dimasa lalu sebagai negara penghasil rempah-rempah. Untuk itu pemerintah akan mengalokasikan Rp 2,7 triliun untuk membeli bibit dan benih. Untuk kakao dan lada dipusatkan di wilayah Luwu Raya.
"Ini agar mengembalikan kejayaan kita 500 tahun lalu," harapnya.
Saat ini Indonesia sendiri menjadi negara produsen kakao terbesar ketiga, palm oil nomor satu, lada nomor satu dan karet nomor tiga dunia.
Jumat, 9 Maret 2018 (Hr)