logo
blog
Diskominfo-SP Sulsel

Admin / 20 Jun 2021

Kadis Kominfo Sulsel Hadiri Pembukaan Sertifikasi Kompetensi Bidang Teknisi Ponsel

Perusahaan platform media sosial dari Kanada, Hootsuite, bekerjasama dengan We are Social dari Inggris baru-baru ini merilis perkembangan pengguna internet di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dari total 272,1 juta penduduk Indonesia, pengguna internet mencapai 175,4 juta jiwa. Menariknya, jumlah smartphone yang terkoneksi mencapai 338,2 juta unit, hampir dua kali lipat jumlah pengguna internet. Artinya, hampir rata-rata orang Indonesia punya lebih dari satu smartphone.

Bedasarkan data ini, tentunya hal tersebut merupakan peluang yang sangat menggembirakan sekaligus tantangan yang sangat besar bagi para pelaku industri ponsel di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Kominfo-SP) Provinsi Sulawesi Selatan, Amson Padolo saat mewakili Plt. Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman membuka kegiatan Sertifikasi Kompetensi Bidang Teknisi Ponsel yang digelar oleh Perkumpulan Usahawan Ponsel Indonesia (Puspindo) di Hotel Denpasar Makassar, Sabtu, 19 Juni 2021.

Menurutnya, perkembangan teknologi ponsel saat ini mendorong pemerintah untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut. Semakin banyaknya gawai yang tersedia di pasar, tentunya memerlukan teknisi terampil untuk memperbaiki segala kendala dan meningkatkan kepercayaan konsumen.

"Untuk mewujudkan tenaga kerja profesional yang memiliki keterampilan, keahlian, dan kompetensi tersebut, maka pemerintah mengatur peningkatan kualitas sumber daya manusia ketenagakerjaan tersebut yang berdaya dan memiliki standar global dengan lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi dan telah dilakukan penyempurnaan menyesuaikan kebutuhan saat ini dengan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi", kata Amson Padolo.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap telepon seluler, tentu akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan layanan reparasi telepon seluler, karena tidak dapat dipungkiri, pemakaian telepon seluler yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari akan menyebabkan berkurangnya fungsi operasi telepon seluler itu sendiri.

"Tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan reparasi tersebut, tentu menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Beberapa tahun terakhir mulai menjamur jasa reparasi telepon seluler dari skala kecil sampai skala besar, mulai bisnis perorangan hingga service center resmi di bawah naungan sebuah brand. Orang-orang yang berperan penting dalam bisnis reparasi ini tentunya teknisi telepon seluler", lanjutnya.

Sayangnya, banyak profesi teknisi telepon seluler belum memiliki standard kompetensi tertentu. Banyak teknisi yang hanya bermodal tutorial youtube dan bisa menggunakan solder, sudah berani menyebut dirinya sebagai teknisi telepon seluler. Padahal faktanya, menjadi teknisi telepon seluler butuh kompetensi yang cukup kompleks, baik hardware maupun software.

"Teknisi telepon seluler memang hendaknya wajib mendapatkan sertifikasi, karena  prosedur uji terhadap kemampuan teknisi ponsel yang dilakukan negara ini sudah profesional, obyektif, fair, dan menggunakan standar untuk teknisi ponsel yg sudah disahkan di negara, yaitu SKKNI 421. Jadi ada pengakuan kompetensi para peserta sekalian sebagai teknisi ponsel dari negara ini, melindungi kita dari ketidakpercayaan atau bahkan gugatan dari konsumen terhadap kemampuan teknisi ponsel yg tidak sesuai standar, ini juga sekaligus meningkatkan daya saing, perlindungan aktifitas profesi, maupun membuka peluang kerja atau kemitraan dengan industri", tambahnya.

Amson Padolo mengapresiasi Puspindo yang telah menginisiasi kegiatan tersebut dan berharap dapat menjadi salah satu wujud nyata kolaborasi dunia swasta dengan pemerintah untuk meningkatkan daya saing dan kompetensi masyarakat secara umum.

"Saya juga berharap agar Puspindo dapat mengidentifikasi teknisi yang belum bersertifikat dan mengajak para teknisi tersebut untuk memperoleh sertifikasi keahlian teknisi ponsel. Kepada para peserta saya berharap untuk memanfaatkan momen ini semaksimal mungkin dan memperoleh label sertifikasi yang diharapkan. Ini tentunya akan menjadi modal yang sangat baik untuk perkembangan diri dan profesi anda sekalian", tutupnya.

Informasi Lebih Lanjut