Dinas Komunikasi Informasitka, Statistika, dan Persandian Provinsi Sulawesi Selatan
Jl. Urip Sumoharjo No.269, Makassar, Sulawesi Selatan
21 Aug 2024
Makassar - Sulsel dan Kota Makassar patut berbangga karena berkat inovasi di bidang pelayanan publik yang dilakukan oleh RS Haji Makassar berhasil mendapat penghargaan dari Kemenpan – RB. Pencapaian inovasi ini dibahas tuntas dalam episode terbaru Sulsel Podcast Rabu (14/8/2024) yang mengundang Narasumber Direktur RSUD Haji, Dr. dr. Evi Mustikawati Arifin, Sp. KK., M. Kes, FINSDV., FAADV
Satset’ma adalah singkatan dari Sadar Tolak Stunting Terpadu di wilayah Mamminasata (Makassar, Sungguminasa dan Takalar). Area ini adalah area aglomerasi sekitar wilayah layanan RS Haji. Lahirnya Satset’ma berawal dari banyaknya pasien stunting yang datang berobat namun terkendala dalam mendapatkan pelayanan kesehatan karena keterbatasan biaya dan akses layanan kesehatan. Secara kelembagaan, inovasi ini didukung dengan adanya Surat Keputusan Sekretaris Daerah Provinsi yang menunjuk Rumah Sakit Haji sebagai salah satu Rumah Sakit rujukan stunting, sehingga dianggap perlu untuk menciptakan inovasi untuk mengatasi hal tersebut. Inovasi ini menitibaratkan pada kolaborasi antara lintas program dan lintas sektor dalam penanganan stunting.
Sebagaimana di ketahui Penyebab Stunting ini bukan semata karena kurangnya berat badan atau gizi buruk, tapi juga disebabkan karena penyakit infeksi berulang yang menyertai, sehingga butuh penanganan komprehensif, baik dari Spesialis anak maupun Poli gizi klinik. Sedangkan kendala utana ialah dari aspek sosial ekonomi dan administrasi.
“Para pasien stunting yang datang ke Rumah Sakit kami, rata-rata terkendala biaya. Mau berobat, tapi tidak memiliki kartu JKN/BPJS. Nah dengan inovasi ini, kami melakukan koordinasi dan kolaborasi lintas sektor, yakni dengan Dinas Dukcapil, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan di kab/kota wilayah Mamminasata. Kolaborasi ini tidak hanya sebatas dalam penanganan yaitu membantu menerbitkan atau melengkapi syarat-syarat yang diperlukan dalam penerbitan JKN, tapi lebih lanjut termasuk dalam hal pemantauan pasca perawatan. Jadi Proses menjemput bola inilah yang menjadikan RS Haji Makassar mendapat penghargaan”, jelas dokter Evi. Adapun jenis bantuan dan Pelayanan yang diberikan adalah berupa Bantuan Sosial, Melayani pasien Non BPJS, Tidak memiliki KK, Belum terbit Akta Kelahiran, Fasilitas Ambulans Gratis, Perawatan.
Di wilayah Sulawesi Selatan, Kondisi Eksisting stunting menurut survey Kesehatan Indonesia 2024 menduduki level 10 prevelensi stunting Indonesia d angka 27, 4 %, Dimana nilai yg seharunya berada di angka 14% untuk Indonesia Tahun 2024. Oleh karena iitu, dibutuhkan berbagai upaya untuk penurunan prevalensi, salah satunya dengan mengeluarkan Surat Keputusan Sekprov yang menunjuk beberapa Rumah Sakit untuk dijadikan RS rujukan penanganan Stunting. Hal ini, karena Stunting merupakan hal luar biasa, sehingga penanagannya juga tidak bisa biasa-biasa saja, sehingga di perlukan suatu kolaborasi multi sektor dengan penanganan serius.
Lebih lanjut, menurut Direktur, sebagai Langkah preventif yang harus dilakukan, adalah para orangtua dapat melihat dan mendeteksi secara dini kondisi anak sejak bayi lahir hingga balita, yakni dengan mengukur panjang dan berat badan. Namun tidak sampai disitu, peran aktif orang tua diharapkan dengan secara rutin membawa/mengantar anak untuk melakukan pemeriksanaan dan pengukuran rutin di Pusyandu/Puskesmas maupun fasilitas Kesehatan terdekat lainnya. Dengan demikian akan lebih terpantau dan menjadi perhatian para tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi dan saran untuk penaganannya.
“Harapan kami, dengan penghargaan inovasi ini, semoga bisa terus meningkatkan layanan kepada Masyarakat khususnya pasien stunting, sehingga tidak ada lagi pasien yang ragu untuk datang berobat hanya karena kendala biaya, semoga inovasi bisa di reduplikasi oleh Rumah Sakit lain, dan yang terakhir adanya penguatan regulasi atas inovasi ini dalam bentuk Surat Keputusan atau Peraturan Gubernur, sehingga bisa Menurunkan angka prevalensi stunting di Sulawesi Selatan”, lanjut Dokter Evi.
Diakhir percakapan, Direktur menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program Sedekah Seribu Sehari (S3) yang dicanangkan oleh Pj. Gubernur Prof. Zudan Arif Fakhrullah. “walau Cuma seribu sehari, tapi efeknya bisa dirasakan langsung oleh Masyarakat. Untuk beberapa Tindakan layanan dan penanganan pasien yang tidak tercover oleh BPJS, khususnya pasien stunting tidak mampu, dananya kami dapatkan dari yang S3, tutupnya. (*)
Tayangan Podcast selengkapnya bisa disaksikan pada link berikut https://www.youtube.com/watch?v=_WZ3L4NP17Y